Sorgum Alternatif Pengganti Beras
Sorgum (Sorghum spp.) merupakan genus tanaman dan termasuk dalam keluarga rumput. Spesies asli sorgum kebanyakan berasal dari benua Australia ke Afrika, Asia dan beberapa pulau-pulau di sekitaran Samudera Hindia dan Pasifik. Saat ini, sorgum sudah dibudidayakan dan merupakan salah satu makanan pokok penting sebagai sorgum alternatif pengganti beras.
Indonesia Membudidayakan Sorgum Alternatif Pengganti Beras
Di Indonesia, sorgum sudah banyak dibudidayakan jenisnya seperti Numbu dan Kawali. Masyarakat seperti di Jogjakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi dan NTT membudidayakan sorgum dipilih karena memiliki adaptasi yang luas, tidak membutuhkan lahan luas dan daya tahan terhadap kekeringan. Selain itu, sorgum dapat tumbuh dan berkembang pada lahan tandus, basa asam dan tidak subur sekalipun serta perawatan yang mudah. Bentuk fisik dari sorgum yaitu berbentuk agak bulat dan memiliki ukuran yag lebih kecil daripada beras merah. Untuk rasa, olahan dari sorgum memiliki rasa hambar mirip seperti beras merah. Untuk pengolahan terbilang cukup susah, karena belum ada mesin pengolah khusus untuk tanaman sorgum. Masyarakat yang sudah membudidayakannya masih mengolah sorgum secara tradisional, yaitu dengan cara di tumbuk seperti halnya menumbuk beras.
Manfaat tanaman sorgum sangat banyak mulai dari biji sorgum alternatif pengganti beras karena memiliki serat yang sama dengan beras. Informasi lain dari situs resmi Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, kandungan karbohidrat yang ada di biji tanaman sorgum seperti serat, gula dan pati. Kandungan gulanya sendiri memiliki beberapa kandungan seperti glukosa, sukrosa, maltosa dan fruktosa yang sangat rendah, sehingga sangat cocok bagi penderita diabetes. Selain karbohidrat dan kandungan gizinya yang tinggi, manfaat lain dari tanaman sorgum adalah penghasil etanol yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar. Untuk daunnya, sorgum bisa digunakan sebagai pakan untuk ternak, dan batangya pun bisa digunakan sebagai bahan baku industri.
di kota palangkaraya kayaknya belum ada yg tahu tanaman ini. kebanyakan masih pakai padi.