Apa Itu Letusan Freatik?

Ditulis tanggal 24 Mei 2018 dalam kategori Alam & Lingkungan, Nature
Bandar Slot

Letusan freatik menjadi hal yang diperbincangkan banyak orang jelang bulan puasa Ramadan tahun 2018. Tak lain, karena kejadian yang mendadak dialami oleh masyarakat seputar Gunung Merapi. Baik itu masyarakat seputar Yogyakarta, Klaten, Boyolali, pun Magelang, ataupun masyarakat lain yang memiliki hobi pendakian.

Sekira pukul 8:00 Waktu Indonesia Barat, hari ke-11 bulan Mei tahun 2018, kawan-kawan pendaki yang sedang riang menikmati cerahnya cuaca sekaligus indahnya Merapi mendadak dikejutkan dengan suara gemuruh disertai luapan asap dari kawah gunung yang tergolong aktif tersebut. Peristiwa itu memang terhitung tak memakan korban, baik materi dan keuangan maupun korban jiwa, dan masih memberi ruang bagi lingkungan untuk jeda mengambil langkah waspada menghadapi bencana. Namun bukan berarti berhenti di situ. Nyatanya letusan freatik beberapa kali terjadi kembali. Bahkan hingga tanggal 24 Mei 2018 masih terjadi beberapa letusan. Meski tak begitu besar, namun toh mampu menyemburkan abu.

Pertanyaannya, Letusan Freatik itu Apa?

Yam timbul pertanyaan “Apakah sebenarnya letusan freatik itu?” Pasalnya yang terjadi pada Merapi sebelumnya, jarang sekali adanya letusan freatik ini.

Ketika magma memanaskan tanah atau air permukaan maka akan menghasilkan ledakan air, uap, batu, dan abu. Ledakan ini kerap disebut sebagai erupsi freatik atau letusan ultra-vulkanik. Pada saat lava mengalir di atas sedimen basah, hal tersebut bisa menciptakan ledakan freatik skala kecil. Dalam skala besar, erupsi freatik bisa mencairkan puncak gletser atau air danau.

Karakteristik Erupsi Freatik

Magma memiliki suhu ekstrim berkisar antara 500 hingga 1170 derajat Celcius. Ini adalah hal yang bisa mengakibatkan penguapan cepat sehingga muncul ledakan air, batu, abu, uap, dan bom vulkanik. Letusan freatik mengandung material batu dan uap. Apabila letusan tersebut melibatkan magma cair, maka proses ini dikenal sebagai letusan freaimagmatik.

Akibat Letusan Freatik

Erupsi freatik dapat membentuk kawah relief rendah yang luas. Kawah ini disebut dengan maars. Ledakan ini mengandung material emisi gas hidrogen sulfida dan karbon dioksida. Jika ledakan melepaskan konsentrasi karbondioksida berlebih dapat menyebabkan asfiksia. Sedang bila menghasilkan hidrogen sulfida dalam skala besar dapat meracuni udara.

Ditilik dari sejarah yang ada, dapat diketahui bahwa pada tahun 1979 letusan freatik yang terjadi di Pulau Jawa menewaskan 140 orang. Sebagian besar meninggal karena terpapar gas beracun.

Ledakan freatik diklasifikasikan sebagai letusan gunung berapi karena ledakannya memiliki potensi membawa komponen mentah ke permukaan. Sebagai contoh pada tahun 1883, satu letusan yang terjadi di Krakatau yang letaknya ada di ujung timur Pulau Sumatera itu bisa memusnahkan sebagian besar pulau. Letusan ini diyakini telah menciptakan suara paling keras yang pernah tercatat dalam sejarah atau peristiwa freatik lainnya.

Bahaya dari Letusan Freatik

Ada dua jenis bahaya utama yang diakibatkan oleh letusan freatik

1. Gas Beracun

Gas beracun ini merupakan karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Emisi gas sebagai hasil dari letusan freatik telah menyebabkan sejumlah besar kematian di seluruh zona ledakan.

2. Gelombang Dasar

Gelombang dasar biasanya terbentuk ketika gunung berapi meletus dari dasar kolom letusan karena runtuh. Ciri-cirinya berupa gas, cairan, atau partikel yang bergerak cepat, sangat berbahaya dan merusak. Hal ini diakibatkan oleh degradasi ejekta balistik dan jebakan gas atmosferik. Partikel yang jatuh, seperti batu dapat menjadi bahaya besar bagi orang-orang yang tinggal di sekitar zona ledakan. [des]